Cerpen ( Cerita Pendek )
Jumat, 17 Januari 2014
0
komentar
TEMAN TERINDAH
Aku Muhammad Sholihin,
aku siswa kelas 3 SMA. Hobby ku bermain sepak bola dan Renang, pokoknya semua
yang tentang olah raga aku senangi dan aku ikut eskul futsal di sekolahku dan
aku mempunyai teman perempuan yang sangat dekat dengan ku dia bernama Guita Arum
Sari. Perempuan yang aku kenal 12 tahun yang lalu saat aku masuh duduk di bangku
SD. Teman lamaku yang bawel, nyebelin, cantik, menarik dan dia suka banget
makan ice krim. Parasnya lumayan bikin laki-laki ninggalin pacanya.
Setelah 3 tahun gak
ketemu dan loskontek, sudah berjalannya waktu yang sangat lama, akhirnya kita
bertemu lagi di bangku SMA sampai saat ini kita satu sekolah SMA. Saat duduk di
kelas 1 samapi 2 SMA, aku tidak sekelas dengannya. Hari, bulan, tahun pun
berganti. Pada saat kenaikan kelas 3 SMA, kelasnya di acak lagi dan ternyata aku
sekelas dengannya yaitu di kelas 12 IPA – 3, aku senang bisa sekelas dengannya
lagi seperti dulu di bangku SD.
Sore ini, disini aku
kembali berlari, berlari bersama angin, di bukit ini sekuat tenaga ku susul gita yang
beranjak 1 meter di depanku, mengejar dan di kejar, aku senang masa-masa ini,
masa dimana aku dan gita berlari bersama menikmati minuman buah yaitu jus
mangga kesukaan ku dan dirinya, sambil berbincang bincang, tertawa dan
saling mengejek, aku sangat senang dan aku nyaman.
Keesokan
harinya di kelas, aku duduk di kelas tetapi gita tidak menghampiriku karena
biasanya dia sangat senang mengganggu ku dengan tingkahnya yang membuatku
tersenyum. Pelajaran pun di mulai dan bel pulang pun berdering. Aku liat gita
berjalan keluar kelas dengan sangat tergesa-gesa sepertinya dia menghindar
dariku dan aku pun langsung mengejarnya dan ku tarik tangannya. Aku bertanya
“kamu kenapa kok tumben ga ngajak aku bercanda lagi ?”
“Aku
gak kenapa-kenapa!”jawabnya ketus. Aku terkejut dengan ucapannya yang tidak
biasanya. Gita melepas genggaman tanganku dia melangkah pergi, aku hanya
terdiam dan memandangnya dari jauh.
Keesokan
harinya, bel masuk pun berbunyi, ku liat bangku belajarnya gita kosong, dia
tidak masuk sekolah. Tak ada kabar atau surat absen dari siapapun. Dan aku pun
mencari tau sendiri dan dan aku dapat kabar bahwa ternyata gita sakit,
sebenarnya sakintnya itu sudah cukup lama, dia
menderita penyakit kanker otak stadium akhir dan sekarang terbaring koma
di rumah sakit. Aku terkejut dan tak percaya, jadi selama ini dia
menyembunyikan penyakitnya dariku, dia tidak mau meliatku sedih kalau aku tau
akan penyakitnya. Dan aku pun bergegas menuju ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, terliat gita terbaring tak berdaya. Aku pun sedih meliat gita, air mataku menetes rasa sakit yang semakin sakit meliat kenyataan ini. Semakin erat ku genggam tangan gita. Ibunya jatuh pingsan dan ayahnya yang basah air matanya. Aku berbisik padanya “kamu gak boleh kaya gini! kamu gak boleh lemah! Kamu harus kuat! Kamu harus berjuang”. Aku belum kasih tau kamu tentang perasaan aku ke kamu! Aku sayang kamu, kamu ga boleh tinggalin aku. Gita tetap terbaring lemah tak berdaya dan seketika itu dia menghembuskan nafas terakhirnya. Air mataku menetes tak bisa berhenti. Ya tuhan aku menyesal telah memendam rasaku untuknya, aku egois. Tuhan, aku mencintainya, aku bodoh tak pernah menghiraukan rasa yang kau beri hanya untuknya, untuk gita.
Baca Selengkapnya ....